3 hukum helah yg d perbolehka n seperti apa kriteria yg d perbolehka n menurut syar'i Di dalam madzhab syafi'i menghukum dgn denda uang itu tidak boleh,tapi menurut pendapat imam malik boleh menghukum dgn denda uang dengan mencukur jenggot atau dengan mengambil harta".Tan wiir al-Quluub Hal- 392
SAAT ini ramai diperbincangkan masyarakat mengenai hukum memelihara jenggot bagi laki-laki. Tak hanya itu, bahkan ada yang menyatakan bahwa mencukur jenggot itu adalah haram. Jika jenggot itu tumbuh lebat dalam dagu maka biarkanlah. Namun benarkah itu? Jika kita berbicara tentang hukum jenggot, ada baiknya kita mulai dari nash-nash yang terkait dengan jenggot. Setelah itu kita kutip pendapat para ulama tentang hukum memelihara atau memotong jenggot bagi laki-laki A. Nash-nash Tentang Jenggot Ada banyak nash syarโi yang berderajat shahih tentang jenggot kita temukan, berupa sabda Rasulullah SAW Di antaranya dalil-dalil berikut ini ุนููู ุงุจููู ุนูู
ูุฑู ุฑูุถููู ุงูููููู ุชูุนูุงููู ุนูููููู
ูุง ุนููู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู
ู ุฎูุงูููููุง ุงููู
ูุดูุฑูููููู ูููููุฑููุง ุงููููุญูู ููุฃูุญููููุง ุงูุดููููุงุฑูุจู Dari Ibnu Umar radhiyalahuanhu berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,โBerbedalah dengan orang-orang musyrik. Panjangkanlah jenggot dan potonglah kumis. HR. Bukhari ุนู ุฃูุจูู ููุฑูููุฑูุฉู ุฑูุถููู ุงูููููู ุชูุนูุงููู ุนููููู ุฌูุฒูููุง ุงูุดููููุงุฑูุจู ููุฃูุฑูุฎููุง ุงููููุญูู ุฎูุงูููููุง ุงููู
ูุฌููุณู Dari Abi Hurairah radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah berdabda,โPendekkan kumis dan panjangkan jenggot, berbedalah kalian dari orang-orang majusiโ. HR. Muslim ุนู ุนูุงุฆูุดูุฉู ุฑูุถููู ุงูููููู ุนูููููุง ุนููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู
ู ุนูุดูุฑู ู
ููู ุงููููุทูุฑูุฉู ููุนูุฏูู ู
ูููููุง ุฅูุนูููุงุกู ุงููููุญูููุฉู Dari Aisyah radhiyallahuanha dari Nabi SAW,โAda sepuluh perkara yang termasuk fithrah, di antaranya memanjangkan jenggot. HR. Muslim Sebenarnya masih banyak lagi nash-nash terkait dengan jenggot, namun saya cukupkan tiga hadits saja. B. Hukum Berjenggot Meski dalil-dalil di atas semua termasuk hadits shahih, namun ketika menari kesimpulan hukum, para ulama ternyata berbeda pendapat, yaitu apakah memelihara jenggot hukumnya menjadi wajib, sunnah atau mubah. Sebagian mengatakan hukum wajib, seperti yang antum baca di media sosial itu. Tetapi ternyata ada juga pendapat yang berbeda, sebagian bilang hukumnya sunnah, bahkan ada yang bilang hukumnya mubah. 1. Wajib Memelihara Jenggot Sebagian kalangan mengambil kesimpulan bahwa memelihara jenggot hukumnya wajib, dan berdosa bisa mencukur atau pengambilan hukum wajibnya memanjangkan jenggot ini antara lain didasarkan pada hal-hal berikut a. Dzhahir Nash Tidak bisa ditolak kenyataan begitu banyaknya hadits yang memerintahkan kita memelihara jenggot dan mencukur kumis, dimana hadits-hadis itu umumnya hadits yang shahih. Dan karena hadits-hadits di atas datang dengan lafadz amr perintah, dan secara baku setiap perintah berarti kewajiban, maka kesimpulannya, memanjangkan jenggot dan memotong kumis itu hukumnya menjadi wajib. Pendapat seperti ini umumnya menggunakan metode yang biasa digunakan oleh mazhab Dzhahiri, dimana dzhahir nash memang memerintahkan untuk memanjangkan jenggot. b. Para Ulama Mengharamkan Cukur Jenggot Selain dhzahir nash, kewajiban memelihara jenggot itu juga didasari oleh begitu banyaknya pendapat para ulama tentang haramnya mencukur jenggot. Tiga mazhab besar yaitu Al-Hanafiyah, Al-Malikiyah dan Al-Hanabilah tegas-tegas mengharamkan seseorang yang memiliki jenggot untuk mencukurnya hingga habis plontos. Karena tindakan itu jelas-jelas bertentangan dengan hadits-hadits nabawi. Mazhab Al-Hanabilah menyebutkan bahwa dilarang mencukur jenggot. Dalam mazhab Al-Malikiyah, mencukur jenggot bukan saja haram, bahkan pelakunya harus dihukum agar mendapat pelajaran. Sedangkan mazhab Asy-Syafiโiyah tidak sampai mengharamkan cukur jenggot. Mazhab ini hanya sampai memakruhkan saja. 2. Sunnah Memelihara Tapi Tidak Sampai Wajib Sebagian kalangan yang lain menyebutkan bahwa memelihara jenggot itu hukumnya sunnah dan bukan wajib. Sehingga apabila seorang laki-laki muslim secara sengaja tidak memelihara jenggot, tidak berdosa, namun dia telah menyalahi sunnah Rasulullah SAW Dasar pendapat ini untuk tidak mewajibkan laki-laki harus berjenggot antara lain adalahL a. Tidak Semua Perintah Berarti Wajib Pendapat kedua menolak bahwa memelihara dan memanjangkan jenggot itu dianggap sebagai kewajiban. Meski nash-nash yang kita temui secara dzhahirnya memang memerintahkan, namun tidak semua fiโil amr selalu mengandung makna kewajiban. Bukankah kita menemukan cukup banyak dasar masyruโiyah ibadah seperti shalat sunnah atau puasa sunnah yang menggunakan sighat amr, padahal para ulama sepakat tidak mewajibkannya. b. Fithrah Tidak Wajib Memelihara jenggot menurut salah satu hadits shahih disebutkan sebagai salah satu dari sepuluh fithrah. ุนู ุนูุงุฆูุดูุฉู ุฑูุถููู ุงูููููู ุนูููููุง ุนููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู
ู ุนูุดูุฑู ู
ููู ุงููููุทูุฑูุฉู ููุนูุฏูู ู
ูููููุง ุฅูุนูููุงุกู ุงููููุญูููุฉู Dari Aisyah radhiyallahuanha dari Nabi SAW,โAda sepuluh perkara yang termasuk fithrah, di antaranya memanjangkan jenggot. HR. Muslim Dan umumnya apa-apa yang termasuk fithrah itu hukumnya bukan kewajiban, melainkan sunnah. Kalau kita bandingkan memelihara jenggot ini dengan sunnah fithrah yang lain misalnya memotong kuku, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, bersiwak dan lain-lain, maka kedudukannya sama, yaitu sama-sama sunnah dan bukan kewajiban. c. Tidak Semua Orang Bisa Punya Jenggot Tidak semua orang ditakdirkan tumbuh jenggot di dagunya. Maka dalam hal ini hukumnya harus dilihat dari masing-masing kasus. Kalau ada orang yang punya jenggot, lalu dia ingin menjalankan apa yang menjadi perintah Nabi SAW sebagaimana disebutkan dalam hadits-hadits di atas, maka tentu berpahala. Namun sebaliknya, bila seseorang ditakdirkan tidak tumbuh jenggot di dagunya, tentu dia tidak bisa dibilang berdosa. Sehingga kesimpulannya, berjenggot itu tidak wajib tetapi disunnahkan. Sedangkan mereka yang berbakat punya jenggot lalu mencukur habis tanpa ada alasan yang syarโi, maka hukumnya kurang disenangi alias makruh. 3. Boleh Memelihara dan Boleh Tidak Memelihara Sebagian dari kalangan punya pendapat yang berbeda, yaitu memelihara jenggot hukumnya bukan wajib atau sunnah, namun hukumnya hanya mubah. Kalau mau tampil berjenggot, tidak ada larangan, tetapi kalau mau tampil tanpa jenggot, atau mencukur jenggot, hukumnya tidak terlarang. Ada beberapa dalil yang mereka kemukakan ketika berpendapat bahwa jenggot bukan urusan syariat, yaitu a. โIllatnya Adalah Berpenampilan Berbeda Ada pun dalil-dalil dari hadits di atas, tidak mereka tolak keberadaannya, hanya saja yang menjadi masalah adalah โillat atau penyebab datangnya perintah untuk memelihara jenggot, yang dalam hal ini sekedar bisa berbeda penampilan dengan orang-orang musyrikin atau orang-orang majusi. Menurut pandangan ini, kebetulan secara โurf atau kebiasaan, orang-orang musyrikin dan majusi di masa Rasulullah SAW punya penampilan yang menjadi ciri khas, yaitu mereka terbiasa memanjangkan kumis dan memotong atau mencukur habis jenggot. Maka agar penampilan umat Islam berbeda dengan penampilan mereka, yang paling mudah adalah mengubah penampilan yang sekiranya berbeda secara signifikan. Dan cara itu tidak lain adalah dengan cara memelihara jenggot dan memotong kumis. Namun ketika โurf atau tradisi orang-orang musyrik dan majusi berubah, seiring dengan berjalannya waktu dan penyebaran budaya mereka, maka mereka pun punya penampilan dan ciri fisik yang berbeda juga. Ketika banyak dari orang-orang musyrik dan majusi yang tidak lagi memanjangkan kumis dan memotong jenggot, sebagaimana yang mereka lakukan di masa hidup Rasulullah SAW, maka dalam logika mereka, hukumnya pun juga ikut berubah juga. Dalam pandangan mereka, yang menjadi โillat dari dalil-dalil di atas bukan masalah memelihara jenggotnya, melainkan perintah untuk berbeda penampilan dengan orang-orang musyirikin dan majusi. b. Masalah Ketidak-adilan Selain menggunakan logika perbedaan โillat, mereka tidak mewajibkan atau menyunnahkan memelihara jenggot karena masalah ketidak-adilan. Kalau memelihara jenggot dianggap sebagai ibadah, entah hukumnya wajib atau sunnah, maka betapa agama Islam ini sangat tidak adil. Sebab hanya mereka yang ditakdirkan punya bakat berjenggot saja yang bisa mengamalkannya. Hal itu mengingat keberadaan jenggot amat berbeda dengan rambut pada kepala manusia, dimana setiap bayi yang lahir, sudah dipastikan di kepalanya tumbuh rambut. Demikian juga dengan kuku, setiap manusia tentu punya kuku yang terus tumbuh sejak lahir hingga mati. Namun tidak demikian halnya dengan jenggot. Ada berjuta-juta manusia di dunia ini yang secara sunnatullah memang tidak tumbuh jenggotnya. Dan hal itu terjadi sejak dari lahir sampai tua dan mati. Allah SWT mentaqdirkan memang tidak ada satu pun jenggot tumbuh di dagu mereka. Maka kalau berjenggot panjang itu diwajibkan atau sunnahkan, apakah mereka yang ditakdirkan punya wajah tidak tumbuh jenggot lantas menjadi berdosa atau tidak bisa mendapatkan pahala? Dan apakah ukuran ketaqwaan seseorang bisa diukur dengan keberadaan jenggot? Kalau memang demikian ketentuanya, maka betapa tidak adilnya syariat Islam, karena hanya memberi kesempatan bertaqarrub kepada orang-orang tertentu saja dengan menutup kesempatan buat sebagian orang. Memang buat bangsa-bangsa tertentu, seperti bangsa Arab, semua laki-laki mereka lahir dengan potensi berjenggot, bahkan sejak dari masih belia, sudah ada tanda-tanda akan berjenggot. Namun buat ras manusia jenis tertentu, seperti umumnya masyarakat Indonesia, tidak semua orang punya bakat berjenggot, bahkan meski sudah diberi berbagai obat penumbuh dan penyubur jenggot, tetap saja sang jenggot idaman tidak tumbuh-tumbuh juga. Betapa malangnya orang-orang Indonesia, yang lahir tanpa potensi untuk memiliki jenggot. Lantas apakah dosa mereka sehingga โdihukumโ Allah sehingga tidak bisa berjenggot?[] Sumber
2โฃMadzhab Maliki. Imam Malik berkata dalam kitab At Tamhid: "Haram mencukur jenggot, tidaklah mencukur jenggot, kecuali orang-orang yang berlagak wanita (banci) dari kalangan laki-laki.". Imam Al Qurthubi al Maliki berkata: "Tidak boleh mencukur, mencabut, dan memotong jenggot.". 3โฃ Madzhab Syafi'i.
Keterangan Memelihara jenggot dengan tidak mencukur atau memendekkannya adalah wajib, agar tidak menyerupai orang-orang kafir dan termasuk sunah fitrah yang dilaksnakan oleh Nabi Muhammad SAW dan para Nabi yang lain.
kumpulankonsultasi Sebagian pembenci Islam menganggap dan mengopinikan jenggot sebagai ciri khas teroris.Jika ada seorang laki-laki memelihara jenggot, maka ia adalah teroris, atau minimal berpikiran radikal dan intoleran. Ini adalah bagian upaya mereka untuk menjauhkan umat Islam dari ajaran dan ciri khas mereka.
Dasar Hukum Memanjangkan Janggut. Ini pendapat menurut 4 mazhab. Karena mereka meyakini nabi saw berjenggot dan kita harus menirunya. Pin di ebookanak from Makanan yang sehat secara umum membuat kulit dan rambut, termasuk janggut, menjadi lebih baik. Karena mereka meyakini nabi saw berjenggot dan kita harus menirunya. Dan tidak dalil lain yang menunjukkan. Imam Nawawi Yang Mewakili Mazhab Syafiโi Mengatakan, โMencukur, Memotong, Dan Membakar Jenggot Adalah Via Tanya Ustadz For Memangkas Kelebihan Dan Merapikannya Itu Kita Kutip Pendapat Para Ulama Tentang Anda Memutuskan Untuk Mulai Mencoba Menumbuhkan Janggut, Berhentilah Mencukur Rambut Di Bawah Dagu, Sekitar Mulut, Dan Di. Imam Nawawi Yang Mewakili Mazhab Syafiโi Mengatakan, โMencukur, Memotong, Dan Membakar Jenggot Adalah Makruh. Pertama, telah ada dalil shoheh akan kewajiban membiarkan dan memanjangkan jenggot. Dan tidak dalil lain yang menunjukkan. Sehingga ada kesan tidak sempurna keislaman seseorang bila tidak berjenggot. Hatori Via Tanya Ustadz For Android. Bismillah was shalatu was salamu ala rasulillah, amma baโdu,. Dan hukum asal perintah adalah wajib. Makanan yang sehat secara umum membuat kulit dan rambut, termasuk janggut, menjadi lebih baik. Sedangkan Memangkas Kelebihan Dan Merapikannya Adalah. Biarkan rambut di wajah anda tumbuh. Karena mereka meyakini nabi saw berjenggot dan kita harus menirunya. Dan hal ini mengandung tidak boleh mengambilnya sedikitpun juga,. Setelah Itu Kita Kutip Pendapat Para Ulama Tentang Hukum. Hukum memotong janggut menurut para ulama 4 madzhab ada seorang teman yang bersikukuh bahwa memanjangkan jenggot adalah khilafiyah. Ali jumโah, berikut ini hukum memanjangkan dan memelihara jenggot. Tanya hukum memanjangkan jenggot dengan obat khusus. Saat Anda Memutuskan Untuk Mulai Mencoba Menumbuhkan Janggut, Berhentilah Mencukur Rambut Di Bawah Dagu, Sekitar Mulut, Dan Di. Ali jumโah, berikut ini hukum memanjangkan dan memelihara jenggot. Abdullah bin suyitno january 10, 2021 fatwa, tanya jawab 399 views. Mencukurnya adalah lebih utama, dan.
HukumMencukur Jenggot Menurut mazhab Asy-Syรขfi`i Tanggal: 17-4-2019. Apa hukum mencukur jenggot menurut mazhab Asy-Syรขfi`i?.. Selengkapnya. Berwudhu dengan Satu Mud Air dan Seukurannya Dipandang Cukup Jika Fardhu-fardhu Wudhuk telah Terpenuhi Tanggal: 17-4-2019. Apakah RasulullahโShallallรขhu `alaihi wasallamโberwudhuk hanya dengan satu
HUKUM MENCUKUR JENGGOTOleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-UtsaiminPertanyaan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya Mohon pencerahan dari yang mulia mengenai penjelasan hukum mencukur jenggot atau mengambil sesuatu darinya serta apa saja batasan jenggot yang syarโi itu?Jawaban Mencukur jenggot diharamkan karena merupakan perbuatan maksiat kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Dalam hal ini, beliau ููุฃูุญููููุงุงูุดููููุงุฑูุจโArtinya Perbanyaklah perlebatlah jenggot dan potonglah kumis hingga habisโ [Sunan An-Nasa-i, kitab Az-Zinah 5046]Demikian pula diharamkan, karena hal itu keluar dari petunjuk cara hidup para Rasul menuju cara hidup orang-orang majusi dan orang-orang batasan jenggot sebagaimana yang disebutkan oleh ahli bahasa, yaitu mencakup bulu wajah, dua tulang dagu dan dua pipi. Artinya, bahwa setiap yang tumbuh di atas dua pipi dan dua tulang dagu serta dagu maka ia termasuk mengambil sesuatu darinya termasuk ke dalam perbuatan maksiat karena Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda ุฃููุง ุงููุญ โPerbanyaklah/ pertebalah jenggotโ, ุฃุฑุฎูุงุงููุญู โBiarkanlah jenggot memanjangโ, ููุฑูุงุงููุญู โPerbanyaklah jenggotโ, ุฃูููุงุงููุญู โSempurnakanlah โbiarkan tumbuh lebat jenggotโ.Ini semua menunjukkan bahwa tidak boleh hukumnya mengambil sesuatu darinya, akan tetapi perbuatan-perbuatan maksiat terhadap hal itu berbeda-beda ; mencukur tentu lebih besar dosanya dari sekedar mengambil sesuatu darinya karena ia merupakan penyimpangan yang lebih serius dan jelas dari pada mengambil sesuatu saja darinya.[Kitab Risalah Fi Shifatin Shalatin Nabi, hal. 31]MENGUBURKAN RAMBUT YANG SUDAH DIPANGKASPertanyaan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya Apa hukum menguburkan menanam rambut yang terjatuh dan sudah dipangkas?Jawaban Sebagaimana ulama menganjurkan agar seseorang menguburkan rambut, kuku, atau gigi yang sudah dihilangkan diambil. Mereka menyebutkan berkenaan dengan hal itu, sebuah atsar dari sahabat, Abdullah bin Umar Radhiyallahu dapat disangkal lagi tentunya bahwa perbuatan seorang sahabat lebih utama untuk diikuti ketimbang perbuatan orang fuqaha kita rahimahullahu telah mengambil pendapat ini sembari berkomentar, โSelayaknya rambut, kuku, gigi dan lainnya yang telah tanggal/dipotong agar di kuburkanโ.[Kitab Ad-Daโwah, Vol. V jilid II. Hal 79][Disalin dari kitab Al-Fatawa Asy-Syarโiyyah Fi Al-Masaโil Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, Edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini, Penyusun Khalid Al-Juraisiy, Penerjemah Musthofa Aini Lc]
DalamShahih Muslim dari Jabir disebutkan, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam lebat janggutnya. Kesimpulan. Mencukur janggut hukumnya haram menurut ulama madzhab Hanafi, Maliki, Hanbali, dan salah satu dari pendapat ulama madzhab Syafi'i. Ini pula yang dipegang oleh Al Qaffal Asy Syasyi, Al Hulaimi, dan dibenarkan oleh Al Adzra'i.
Alhamdulillah., mencukur jenggot hukumnya haram berdasarkan hadits-hadits shahih yang secara tegas melarangnya. Dan berdasarkan dalil-dalil umum yang melarang menyerupai orang-orang kafir. Diantaranya hadits Abdullah bin Umar Radhiyallahu 'Anhu bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda "Selisihilah orang-orang musyrik, peliharalah jenggot dan potonglah kumis." Dalam riwayat lain berbunyi "Potonglah kumis dan peliharalah jenggot." Masih banyak lagi hadits-hadits lain yang semakna dengan itu. Maksud memelihara jenggot adalah membiarkannya tumbuh secara alami. Termasuk memeliharanya adalah membiarkannya tanpa mencukur, mencabut atau memotongnya sedikitpun. Ibnu Hazm bahkan telah menukil ijma' kesepakatan tentang hukum wajibnya memotong kumis dan memelihara jenggot. Beliau berdalil dengan sejumlah hadits, diantaranya adalah hadits Ibnu Umar terdahulu dan hadits Zaid bin Arqam yang menyebutkan bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda "Barangsiapa tidak memotong sebagian dari kumisnya maka ia bukan termasuk golonganku golongan yang melaksanakan sunnahku." Hadits tersebut dinyatakan shahih oleh At-Tirmidzi, ia berkata dalam kitab Al-Furu' bahwa riwayat yang dibawakan oleh rekan-rekan kami dari kalangan madzhab Hambali di atas menegaskan hukum haramnya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan "Dalil-dalil dari Al-Qur'an dan As-Sunnah serta ijma' telah memerintahkan supaya menyelisihi orang-orang kafir dan melarang menyerupai mereka. Sebab menyerupai mereka secara lahiriyah merupakan sebab menyerupai tabiat dan tingkah laku mereka yang tercela. Bahkan merupakan sebab meniru keyakinan-keyakinan sesat mereka. Dan dapat mewariskan benih-benih kecintaan dan loyalitas dalam batin kepada mereka. Sebagaimana kecintaan dalam hati dapat menyeret kepada penyerupaan dalam bentuk lahiriyah. Imam At-Tirmidzi meriwayatkan bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda "Bukanlah termasuk golongan kami orang yang menyerupai selain kami. Maka janganlah kalian menyerupai kaum Yahudi dan Nasrani." Dalam riwayat lain berbunyi "Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka." Imam Ahmad Bahkan Umar bin Khaththab menolak persaksian orang yang mencabuti jenggotnya. Dalam kitab At-Tamhid Imam Ibnu Abdil Barr berkata "Haram hukumnya mencukur jenggot, sesungguhnya perbuatan tersebut hanya dilakukan oleh kaum banci." Yaitu perbuatan tersebut termasuk menyerupai kaum wanita. Dalam riwayat disebutkan bahwasanya Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam adalah seorang yang lebat jenggotnya. Muslim dari Jabir Dalam riwayat lain disebutkan "Tebal jenggotnya" dalam riwayat lain "Banyak jenggotnya", maknanya sama yakni lebat jenggotnya. Oleh karena itu tidak dibolehkan memotong sedikitpun darinya berdasarkan dalil-dalil umum yang melarangnya.
Apasebenarnya hukum jenggot ini? Apakah ia wajib, sunah, atau mubah saja sekedar adat masing-masing orang? Hal ini -Insya Allah- akan dibahas secara rinci menurut As Sunnah Ash Shahihah, pandangan para Imam empat madzhab, dan ulama masa kini. Maka, jangan kemana-mana dulu, kita akan kembali setelah ini.
โ Jenggot adalah rambut yang tumbuh menjulur ke bawah pada dagu dan pipi manusia serta lazimnya ini dimiliki oleh kaum lelaki. Di kalangan bangsa tertentu, seperti bangsa Arab dan India, memelihara jenggot hingga terurai panjang merupakan suatu tradisi. Tradisi yang menandakan kebanggaan, kemuliaan dan keperkasaan lelaki yang memeliharanya. Namun di kalangan bangsa lain, memelihara jenggot bukan menjadi suatu tradisi atau kelaziman. Dalam Islam, terkait dengan masalah jenggot ini, Rasulullah saw bersabda ุญูุฏููุซูููุง ู
ูุญูู
ููุฏู ุจููู ู
ูููููุงูู ุญูุฏููุซูููุง ููุฒููุฏู ุจููู ุฒูุฑูููุนู ุญูุฏููุซูููุง ุนูู
ูุฑู ุจููู ู
ูุญูู
ููุฏู ุจููู ุฒูููุฏู ุนููู ููุงููุนู ุนููู ุงุจููู ุนูู
ูุฑู ุนููู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู
ู ููุงูู ุฎูุงููููููุง ุงููู
ูุดูุฑูููููููุ ูููููููุฑูููุง ุงูููููุญููฐ ููุฃูุญููููููุง ุงูุดููููุงุฑูุจู ุฑูุงู ุงูุจุฎุงุฑู ูู
ุณูู
Artinya โTelah menceritakan pada kami Muhammad ibn Minhal, telah menceritakan pada kami Yazid ibn Zurai, telah menceritakan pada kami Umar bin Muhammad bin Zaid dari Nafiโ ajudan Ibnu Umar dari Ibnu Umar dari Nabi saw yang bersabda โBerbedalah kamu jangan menyamai dengan orang-orang musyrik, peliharalah jenggot, dan cukurlah kumis.โ [HR. al-Bukhari dan Muslim] ุฃูุฎูุจูุฑูููู ุงููุนููุงูุกู ุจููู ุนูุจูุฏู ุงูุฑููุญูู
ูฐูู ุจููู ููุนููููุจู ู ู
ูููููู ุงููุญูุฑูููุฉู ุ ุนููู ุฃูุจููููุ ุนููู ุฃูุจูู ููุฑูููุฑูุฉู ุ ููุงูู ููุงูู ุฑูุณูููู ุงููู ุฌูุฒูููุง ุงูุดููููุงุฑูุจู ููุฃูุฑูุฎููุง ุงููููุญูููฐ. ุฎูุงูููููุง ุงููู
ูุฌููุณู ุฑูุงู ู
ุณูู
Artinya โTelah mengkabarkan padaku Alaโ bin Abdirahman bin Yakub โajudan al-Hurakah- dari ayahnya, dari Abu Hurairah berkata, bersabda RasulullahโCukurlah kumis, peliharalah jenggot, berbedalah jangan menyamai orang-orang Majusi.โ [HR. Muslim] ุนููู ุนูุจูุฏู ุงูููู ุจููู ุงูุฒููุจูููุฑู ุนููู ุนูุงุฆูุดูุฉูุ ููุงููุชู ููุงูู ุฑูุณูููู ุงูููู ุนูุดูุฑู ู
ููู ุงููููุทูุฑูุฉู ููุตูู ุงูุดููุงุฑูุจูุ ููุฅูุนูููุงุกู ุงููููุญูููุฉูุ ููุงูุณููููุงููุ ููุงุณูุชูููุดูุงูู ุงููู
ูุงุกูุ ููููุตูู ุงูุฃูุธูููุงุฑูุ ููุบูุณููู ุงููุจูุฑูุงุฌูู
ูุ ููููุชููู ุงูุฅูุจูุทูุ ููุญููููู ุงููุนูุงููุฉูุ ููุงููุชูููุงุตู ุงููู
ูุงุกู ุฑูุงู ู
ุณูู
Artinya โDiriwayatkan dari Abdilah bin Zubair, diriwayatkan dari Aisyah, ia berkata Rasulullah saw bersabda โSepuluh hal yang termasuk fitrah mencukur kumis, memanjangkan jenggot, bersiwak, istinsyaq memasukkan air ke hidung, memotong kuku, mencuci sela-sela jari, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan dan menghemat air.โ [HR. Muslim] Baca Juga Mengapa Wanita di Muhammadiyah Tidak Bercadar Dari riwayat di atas dapat disimpulkan bahwa kita diperintahkan untuk memelihara jenggot dan mencukur kumis. Demikian diperintahkan oleh Rasul agar kita berbeda dan tidak menyamai orang-orang musyrik-termasuk Majusi. Yaitu orang-orang yang menyembah api di mana mereka suka dan biasa mencukur jenggot bahkan hingga habis. Sabda Nabi saw ุฃูุฎูุจูุฑูููุง ุญูุณููุงูู ุจููู ุนูุทููููุฉู ุนูููู ุฃูุจูู ู
ูููููุจู ุงููุฌูุฑูุดูููู ุนููู ุงุจููู ุนูู
ูุฑูุ ููุงูู ููุงูู ุฑูุณูููู ุงูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู
ู ู
ููู ุชูุดูุจูููู ุจูููููู
ู ูููููู ู
ูููููู
ู ุฑูุงู ุฃุจู ุฏุงูุฏ Artinya โTelah mengkabarkan pada kami Hassan bin Athiyah dari Abi Munib al-Jurasyi dari Ibnu Umar berkata, bersabda Rasulullah saw โSiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk dari golongan mereka.โ [HR. Abu Dawud] Selain itu, perintah Rasulullah saw ini banyak mengandung unsur pendidikan bagi kaum muslim. Agar mereka mempunyai kepribadian tersendiri, baik lahir maupun batin, dari kaum yang lain seperti kaum kafir-musyrik. Perbedaan secara lahir akan mewakili identitas suatu kaum. Di mana, dalam hal ini, jenggot menjadi identitas atau ciri khas kaum muslim. Apalagi banyak riwayat seputar hal ini dimasukkan oleh para ulama hadis dalam bab tersendiri. Yaitu bab fitrah yang dimiliki oleh manusia. Mencukur jenggot sama halnya dengan menentang fitrah dan menyerupai perempuan. Seperti yang ditekankan di atas, bahwa jenggot menandakan kesempurnaan lelaki dan membedakannya dari jenis yang lain. Namun, bukan berarti kita tidak boleh untuk mencukur dan merapikan rambut jenggot apabila sudah terurai panjang, terlihat tidak indah dan rapi, dan bahkan bisa menakutkan atau menjijikan siapa yang melihatnya. Oleh sebab itu jenggot yang demikian dibolehkan untuk dicukur atau dirapikan. Sebuah riwayat dari Imam at-Tirmidzi yang ia nilai gharib, di mana Nabi saw pernah memangkas sebagian jenggotnya hingga terlihat rata dan rapi. ุฃูุฎูุจูุฑูููุง ุนูู
ูุฑู ุจููู ููุงุฑููููุ ุนููู ุฃูุณูุงู
ูุฉู ุจู ุฒูููุฏู ุนููู ุนูู
ูุฑูู ุจููู ุดูุนูููุจูุ ุนููู ุฃูุจูููู ุนููู ุฌูุฏูููู ุฃูููู ุงููููุจูููู ููุงูู ููุฃูุฎูุฏู ู
ููู ููุญูููุชููู ู
ููู ุนูุฑูุถูููุง ููุทููููููุง ุฑูุงู ุงูุชุฑู
ุฐู Artinya โTelah mengkabarkan pada kami Umar bin Harun dari Usamah bin Zaid dari Amru bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya, bahwasannya Nabi saw memangkas sebagian jenggotnya hingga panjangnya sama.โ [HR. at-Tirmidzi] Menanggapi masalah ini, para ulama, baik mutaqaddimin terdahulu maupun mutaโakhirin belakangan banyak yang berbeda pendapat. Ulama kalangan Hanafi dan Hanbali dengan tegas mengatakan bahwa haram hukumnya seseorang memotong jenggotnya hingga habis. Bahkan ia dituntut membayar diyat tebusan. Sedang ulama Syafiโi dan Maliki mengatakan bahwa hukumnya sebatas makruh saja. Imam Nawawi yang mewakili mazhab Syafiโi mengatakan, โmencukur, memotong, dan membakar jenggot adalah makruh. Sedangkan memangkas kelebihan dan merapikannya adalah perbuatan yang baik. Membiarkannya panjang selama satu bulan adalah makruh, seperti makruhnya memotong dan mengguntingnya.โ Syarh Shahih Muslim vol. 3 151. Selanjutnya para ulama juga masih berselisih mengenai ukuran panjang jenggot yang harus dipotong. Meski terdapat sebuah riwayat yang menceritakan bahwa Abu Hurairah dan Abdulah bin Umar biasa memangkas jenggot bila panjangnya sudah melebihi satu genggaman tangan. Namun, sebagian ulama tidak menetapkan panjang tertentu, akan tetapi cukup dipotong sepantasnya. Hasan al-Bashri, seorang tabiโin biasa memangkas dan mencukur jenggotnya, hingga terlihat pantas dan rapi. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa memangkas atau memotong sebagian jenggot hukumnya adalah mubah. Sedang mencukurnya hingga habis hukumnya adalah makruh, namun tidak sampai pada derajat haram. Adapun memeliharanya adalah sunnah. Sumber
8rBuL. 119 248 182 440 355 134 31 124 173
hukum mencukur jenggot menurut 4 madzhab